Minggu, 10 Februari 2013

POTENSI DAYA SAING KPBPB BBK

POTENSI DAYA SAING KPBPB BBK

Kawasan Batam, Bintan dan Karimun memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan. Masing-masing pulau di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun mempunyai potensi yang unik. Potensi tersebut merupakan modal pengembangan kawasan tersebut. Potensi Pulau Batam misalnya, pulau ini merupakan pulau yang paling maju dari pulau lainnya di Kawasan Batam, Bintan dan Karimun. Sejak tahun 1978 di pulau ini telah berkembang berbagai jenis industri. Pada awal tahun 1970, pulau ini dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Pengembangan Pulau Batam dipercayakan kepada Otorita Pengembangan Industri Pulau Batam atau lebih dikenal dengan Otorita Batam. Pulau ini juga memiliki kelengkapan infrastruktur yang mendukung pulau ini menjadi kawasan industri, di antaranya terdapat Jembatan Barelang, Pelabuhan Ferry Internasional serta bandar udara Internasional, Hang Nadim.

Pada Pulau Batam dan Bintan terdapat beberapa kawasan wisata berkelas internasional, yang dikelola oleh manajemen internasional. Kawasan wisata yang ada di pulau-pulau ini juga didukung dengan prasarana pelabuhan penyeberangan yang melayani jalur lokal dan internasional. Pulau-pulau ini menjadi bagian penting dari koridor pengembangan pariwisata Batam, Bintan dan Karimun. Pulau Bintan sendiri memiliki kandungan air yang dapat digunakan sebagai cadangan bagi kebutuhan air Kawasan Batam, Bintan dan Karimun.

Dengan luasnya wilayah perairan, maka Kawasan BBK memiliki potensi untuk pengembangan industri maritim di Selat Malaka. Selain itu pulau ini juga memiliki potensi perikanan tangkap yang cukup besar.

Potensi tambang granit yang ada di Pulau Karimun merupakan potensi tambang yang terbesar di seluruh Kawasan Batam, Bintan dan Karimun. Selain itu ada berbagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan di pulau Karimun di antaranya Pantai Palawan, Air Terjun Pongkar dan Pantai Pongkar. Untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di pulau ini, juga telah tersedia sarana prasarana yang mendukung seperti bandara udara Sei Bati dan pelabuhan laut untuk penumpang dan barang.

Dilihat secara geografis, kawasan BBK berada pada jalur pelayaran internasional tersibuk di dunia. Kawasan ini berbatasan langsung dengan Singapura dan hanya dipisahkan oleh sebuah selat yaitu Selat Singapura. Singapura memiliki arti penting bagi Indonesia. Berdasarkan kalkulasi ekonomis, Singapura dengan jumlah penduduk sebesar 4,1 juta jiwa dan GNP per kapita sekitar US$ 25.000 merupakan investor utama di Indonesia. Dalam perdagangan, Singapura juga masuk tiga besar tujuan utama (setelah AS dan Jepang) ekspor nonmigas Indonesia dengan posisi 10%-11% dari total nilai ekspor nonmigas Indonesia setiap tahunnya. Singapura juga merupakan gateway dan networker ASEAN dalam konstelasi perekonomian global. Dengan peran, nilai ekonomis dan jaringan global yang dimilikinya, maka Pemerintah Indonesia harus melihat Singapura sebagai peluang besar dalam pemasaran produk.

Ditinjau dari sudut perdagangan internasional, terlihat adanya ketergantungan yang makin tinggi pada Singapura sebagai negara tujuan ekspor. Statistik perdagangan internasional 2004 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 84% ekspor Provinsi Kepri adalah ke Singapura. Dominasi Singapura sebagai negara tujuan ekspor makin terlihat pada pemilahan data ekspor menurut masing-masing kabupaten/kota. Batam, yang menunjukkan pola ekspor yang lebih terdiversifikasi, masih mengandalkan Singapura sebagai negara tujuan utama untuk 83% ekspor Batam. Sementara itu, ekspor Kabupaten Karimun ke Singapura pada tahun 2004 mencapai 90%. Kabupaten Bintan bahkan mengandalkan Singapura bagi 97% ekspornya. Kecenderungan ketergantungan yang sangat tinggi pada Singapura juga terlihat pada ekspor Kota Tanjung Pinang.

Kedudukan strategis KPBPB BBK terhadap posisi Singapura memberikan peluang pengembangan KPBPB BBK melalui penetapan peran sinergis terhadap kebutuhan pengembangan Singapura, baik untuk jangka pendek maupun menengah, serta tetap berorientasi dalam menangkap peluang global pada jangka panjang. Bagi Singapura, KPBPB BBK dapat diposisikan sebagai tempat untuk menampung possitive spillover effect kegiatan industri dan kegiatan transhipment yang sudah tidak tertampung. Dengan demikian KPBPB BBK dapat memainkan peranannya sebagai extension industri bagi Singapura. Industri yang akan dikembangkan haruslah bersifat water saving terkait sustainability sumber air baku di KPBPB BBK. Sedangkan bagi international market, KPBPB BBK dapat diposisikan sebagai front liner investasi dan perdagangan global dengan Singapura sebagai jembatannya, untuk jangka pendek dan menengah. Untuk jangka panjang, dengan segenap potensi yang dimilikinya, KPBPB BBK harus mampu secara mandiri memposisikan diri sebagai kawasan investasi yang menjadi pilihan bagi investor-investor dunia. Positioning diatas penting sebagai stimulator bagi peningkatan KPBPB BBK sebagai tempat investasi yang menarik dimasa mendatang sehingga mampu mentransformasikan diri menjadi Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia (KEKI) yang tangguh dan berdaya saing tinggi.

Selain berdekatan dengan Singapura, kawasan ini juga berdekatan dengan negara tetangga lainnya yaitu Malaysia. Terkait dengan hal ini, melalui pengembangan South Johor Economic Region (SJER), Malaysia berupaya menangkap peluang ekonomi yang lebih besar, terutama dari Singapura. Pengembangan kawasan ini harus dicermati sejak dini karena adanya kemungkinan dapat menjadi pesaing terdekat bagi pengembangan KPBPB BBK secara khusus dan KEKI secara umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar